Kamis, 05 November 2015

“Masa Depan Kita Semua Sama”




“Masa Depan Kita Semua Sama”

Ushuluddin yang merupakan gabungan dua kata yang berasal dari bahasa arab “الاصل   yang berarti pokok,dasar atau landasan serta kata “الدين “ yang berarti agama ,jadi “الدين الاصل” berarti landasan agama.Mendengar kata “الدين الاصل “ (Al-Ushuluddin) mungkin asing bagi kalangan umum,tapi tidak bagi orang yang memiliki ilmu agama yang cukup.Dalam dunia pendidikan berbasis islam,pembahasan yang berkaitan dengan pokok-pokok dasar agama adalah unsur vital dalam mengawali proses pendidikan Islami dalam sebuah lembaga pendidikan.Ilmu-ilmu dasar suatu pembelajaran dijadikan proses awal untuk memulai mempelajari suatu ilmu pengetahuan kepada para mahasiswanya.Fakultas Ushuluddin merupakan Fakultas wajib dari sebuah perguruan tinggi agama islam baik negeri maupun swasta di indonesia.Hal itu disebabkan ushuluddin merupakan unsur wajib,dan dijadikan “ruh” bagi perguruan tinggi tersebut.Tidak adanya unsur tersebut patut dijadikan pertanyaan kualitas perguruan tinggi yang katanya berbasis agama dibawah naungan Kementerian Agama.Para  tokoh Cendekiawan Muslim yang berlatarbelakang Ushuluddin banyak  tersebar dipelodok negeri.
Akhir-akhir ini dunia tercengang dengan konflik berkepanjangan dinegera-negera timurtengah semisal Mesir,Suriah,Libya dll.Masalah yang menyebabkan konflik-konflik yang menelan ribuan jiwa yang tak berdosa demi kepentingan ego para penguasa.Hal ini mengingatkan kita tentang konflik umat muslim pasca wafatnya Nabi SAW antara Aisyah ra dan Ali ibn Abi thalib yang imbasnya terbanginya aliran keislaman sampai saat ini.Umat islam didunia ini sedang mengalami krisis “ukhuwah islamiyah” dalam diri mereka dan disisi lain umat-umat besar lainnya semisal Yahudi dan Nasrani tengah gagahnya berjuang demi merebut kembali sejarah para leluhurnya di tanah suci jerussalaem.Tingginya kualitas keberagamaan ditengah masyarakat  adalah titik awal terbentuknya kualitas umat.Tempat-tempat kajian keislaman berdiri kokoh di negara-negara non-muslim demi mempelajari seluk-beluk keislaman,untuk melancarkan misi menyebarkan agama mereka ke seluruh permukaan bumi.Yang dibutuhkan umat islam yang pertama untuk saat ini adalah kembali kokohnya “Ukhuwah Al-Islamiyah”,kualitas para pemimpin dengan Iman yang kuat dan benar,demi langkah awal demi menegakkan kembali islam yang mulai “keropos”.Kokohnya Islam adalah dimana aqidah islam yang mampu merasuk kedalam hati semua penganutnya dan membawa seorang insan untuk ber-Syari’at yang benar,demi Islam.
Fakultas Ushuluddin IAIN WALISONGO Semarang adalah satu-satunya lembaga pendidikan islam dipusat kota Semarang,lembaga pendidikan tinggi berbasis islam yang mengajarkan dasar-dasar keislaman dari berbagai sudut pandang.Fakultas Ushuluddin dijadikan pusat kajian keislaman di Indonesia sesuai dengan Visi Fakultas Ushuluddin :

“Visi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo adalah sebagai pusat kajian ilmu Ushuluddin yang andal, ternama di Indonesia, menghasilkan alumni berkualitas yang berbasis ilmiah, diniyah dan ukhuwah”

Misi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo adalah :
  • Terwujudnya pengajaran dan pendidikan  yang terencana, terukur, dan terpercaya yang berbasis pada manajemen mutu
  • Terselenggaranya penelitian yang kontributif terhadap pengembangan ilmu, pemecahan masalah sosial-keagamaan, dan peningkatan manajemen fakultas
  • Terlaksananya pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kerjasama kelembagaan.
  • Terselenggaranya sistem manajemen yang tertata dan tertib  yang secara efisien-efektif mendukung proses akademik
dengan Visi dan Misi yang sedemikian kompleksnya,diharapkan para sarjana berlatarbelakang Ushuluddin diharapkan mampu mengabdi di masyarakat,mampu memecahkan masalah soal-keagamaan yang dialami masyarakat.
Mendengar  kata sarjana tentunya yang ada dalam benak kita adalah gelar seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan program studinya dalam jangka waktu tertentu dengan hasil akhir sebuah skripsi.Prospek kedepan seorang sarjana adalah untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang ia dapat selama bangku perkuliahan untuk dijadikan bekal dalam melakoni persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia kerja saat ini.Materi yang didapat dikelas dalam proses perkuliahan tentunya takkan cukup untuk dijadikan modal utama manjalani persaingan tersebut tanpa dibareng ketrampilan yang dimiliki setiap individu sarjana.”Kebutuhan masyarakat saat ini adalah figur sarjana yang berkompeten dibidangnya,mampu menembus lapisan masyarakat,dan sedikit keahlian dibidang lain yang dapat dijadikan modal tambahan”,imbuh salah satu ketua RT.
Masa depan semua sarjana sama,asalkan bagaimana seorang sarjana dapat menempatkan posisi sebagai ahli dalam suatu bidang,”plus” dibarengi sikap seorang sarjana yang mampu fleksibel ditengah masyarakat,ditambah mental kita selama melakukan proses panjang tersebut, ungkap salah seorang pakar LP2M dari perguruan tinggi swasta terkemuka di kota semarang.Meskipun menilik data statistik tingkat pengangguran lulusan Strata Satu yang mencapai angka 300 ribu berdasarkan data BPS munujukan prospek kedepan yang kurang terencana oleh mahasiswa dan lembaga tempat belajar adalah koordinasi yang kurang baik dalam rencana kedepan untuk para alumni.Kebutuhan lapangan pekerjaan para sarjana tidak seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersediadalah hal yang dijadikan problem birokrasi yang masih berlangsung sampai saat ini.
Hal ini yang terjadi pada sarjana dan calon sarjana berlatar belakang Ushuluddin seperti penulis yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan para kompetitornya dari latar belakang lain selain Ushuluddin,karena mereka menganggap prospek suram bagi sarjana berlatarbelakang tersebut.Mereka beranggapan demikian karena tidak paham dengan ,apa itu Ushuluddin,apa yang terjadi dalam proses pembelajaran di ushuluddin,dan kualitas apa yang dimiliki mereka sebagai sarjana Ushuluddin.Masyarakat sekarang ini sedang disibukkan dengan konflik sesama yang mengatasnamakan agama,suku,dan latarbelakang mereka yang berbeda dan dijadikan demikian alasan untuk melukai sesama.Seorang sarjana berlatarbelakang ushuluddin tentunya paham betul dengan seluk beluk masalah diatas,dan bagaimana cara mengatasinya,serta mengarahkan masyarakat untuk kembali berkeyakinan tanpa menimbulkan permusuhan,mengajak kembali bermasyarakat dengan berlandaskan perbedaan yang menjadikan pondasi keberagamaan semakin kokoh.


Muh Afit Khomsani

0 komentar:

Posting Komentar