Senin, 04 Januari 2016

HIDUP dan MASALAH

Hidup dan masalah
               

 Hidup dan masalah serasa beriringan di setiap waktu. Aku dan kamu pastinya tidak ingin di hantui masalah di setiap waktu tapi keinginan itu tak akan bisa terwujud karena hidup adalah sebuah permasalahan, seperti yang di ungkapkan Soe Hok Gie dalam puisinya yang berkata nasib terbaik adalah tidak pernah di lahirkan, ke dua mati muda.
                Ya, begitulah hidup. Kita hanya perlu menyikapi itu dengan kesabaran dan ihtiar agar ke depan hidup kita lebih baik dan bermakna. Kita masih punya tuhan yang senantiasa kita andalkan dalam berbagai situasi apapun. Karena tuhanlah yang maha segalanya, yang mempunyai otoritas penuh untuk mengatur dan menjadikan hidup kita menjadi baik maupun buruk.
                Dari berbagai permasalahan itu kita bisa mengelompokkan menjadi beberapa bab, misalnya bab keuangan. Bidang keuangan adalah menjadi permasalahan yang paling menghantui bagi masyarakat yang mayoritas di landa kemiskinan. Apalagi di Negara yang masih berkembang seperti Indonesia kita ini. Masyarakatnya masih lapar, haus akan kekuasaan yang bisa di korup untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.
                Permaslahan yang mendasar tersebut menjadikan kemajuan yang telah di gadang para pendiri bangsa ini tersendat bahkan mandeg atau parahnya lagi mengalami kemunduran. Di lihat dari gedung yang tumbuh subur di berbagai perkotaan memang terlihat betapa majunya republic ini, tapi jikalau di lihat dari indeks kemiskinan mungkin atau akan menggerutu atau bahkan misuh “jancoook”.
                Ya, itulah keadaan yang ada. Yang kita bisa lakukan adalah memperbaiki diri sendiri agar kebaikan kita menular menjadi sebuah cahaya yang mampu menerangi gelapnya ekonomi bumi pertiwi. Untuk menjunjung tinggi bangsa yang lebih kita cintai melebihi bangsa lain yang mulai mengoyak hati kita agar juga mencintai budaya mereka.
                Kemerdekaan bangsa ini adalah hasil dari keringat para pahlawan yang memberontak ketika di perlakukan tidak manusia oleh kolonialisme. Kini ketika orang yang sama dan sebangsa kita berubah memperlakukan rakyatnya semena-mena maka sudah satnya rakyat berjuang untuk mendapat haknya sebagai manusia yang sejahtera seperti yang di idamkan pada pancasila UUd 45.
                Kira-kira kenapa saya tulis kata yang tak jelas arahnya di atas? Tak lain karna saya sudah jenuh dengan kondisi keuanganku yang begitu membelenggu pemikiranku. Sehingga otak seperti tersumbat tatka saya ajak untuk berfikir mendalam mengenai hidu dan apapun.
                Yah begitulah, ingin di hati belajar sampai meraih nobel tapi masalah makan saja tak kunjung selesai. Yah inilah tantangan ganda menjadi mahasiswa yang mempunya berbagai masalah, tak hanya keuangan.


0 komentar:

Posting Komentar