Senin, 11 April 2016

AKU BERSYUKUR PAGI INI





AKU BERSYUKUR PAGI INI

Alhamdulillah, itulah ucapan yang keluar dari hati saat ini. Bagaimana tidak bersyukur? Pagi ini aku di beri kesempatan oleh Allah SWT untuk lari kecil mengitari kampus dua dan tiga UIN Walisongo. Lari kecil yang sebenarnya ringan, tapi selama tiga tahun di Semarang seingat saya hanya beberapa kali aku melakukan, termasuk pagi ini. Artinya lari pagi adalah sesuatu yang sepesial bagiku.

Kampus kebangganku sekaligus kampus pelarianku ini  mengajakku mempelajari hidup bukan hanya mempelajari keilmuan. Kenapa demikian? karna aku banyak belajar tentang kehidupan ketimbang keilmuan. Belajar menganalisa problem sosial yang ada di masyarakat lalu mencari solusi tepat untuk mengatasinya, meski sulit untuk mengaplikasikan.

 Sebenarnya sudah wajar jika kampus yang di sebut kampus pergerakan, kapus rakyat ini menghasilkan produk yang konsen belajar tentang kehidupan. Kehidupan sosial yang tak kunjung seperti yang di harapkan ini masih perlu di kaji secara mendalam untuk kemajuan peradaban Indonesaia ke depan. Masalahnya aku menulis bukan untuk membahas yang demikian, aku hanya ingin menulis cerita di pagi ini. Selanjutnya kembali ke topic cerita pagi ini.

Sebelum azan subuh HP yang ada di sampingku berbunyi cukup keras. Mulanya aku penasaran, ini bunyi apaan? Masak ini hari lebaran? Perasaan ini baru mau puasa kog sudah ada takbir.  Aku terus mendengarkan dengan seksama meski mata masih terpejam. Baru setelah masjid di sebelah barat kos ku mengumandangkan azan aku baru tahu ini bukan takbir sungguhan.

Aku buka mata, celingak celinguk kanan kiri. Eh, ternyata di sebelah kiriku ada hp yang memutar kumandang takbir. Kampret,,,,temenku ada-ada aja, masak ngeplay mp3 takbir, emangnya gak punya lagu lain apa?. 

Setelah terbangun, kupingku terasa sakit. Memang sejak dari rumah aku dalam kondisi kurang sehat. Tak perlu di jelaskan kenapa dan bagaimana rasanya kurang sehat, pokoknya sakit sekali. Rasanya hanya pingin ngeluh. Huh,,,, coba baayangkan, mulanya aku mengangkat barbell seberat 10 sampai 15 kg dengan satu tangan. Aku mainkan dengan tangan kanan 25 kali, kiri sama. Sebenarnya tangan ini sudah berontak tapi karna saya pikir ini akan bermanfaat bagi otot kedepanya maka aku terusin kanan dan kiri 25 lagi.

Eh, ternyata kedua tangan ini paginya gak bisa di lurusin. Rasanya sakit kalo bahasa jawanya otot pada Ngrengkem. Selain ke dua tangan yang sakit, kepala malah lebih parah sakitnya. Sisi kepala bagian kiri yang berdekatan dengan telinga khususnya, wahhh,,,, sakitnya minta ampun. Gak bisa bayangi aku. Rasanya ingin pecah kepala ini, belum di tambah rasanya berputar-putar tak karuan. Ya,,, gitu lah pokoknya.

Saking gak tahanya, aku yang gak pernah mencicipi obat pasaran. Aku minta di belikan adikku obat sakit kepala.  Sehari aku menelan 3 pil. Memang sih jarak satu jam setelah minum pil tadi kepala rasanya agak mendingan. Tapi jika sudah melebihi tiga jam setelah minum, rasa sakitnya  datang lagi. Jangan anggap sakit kepala ini  termasuk efek dari mengangkat barbrel tadi, bukan,,,bukan lebih tepatnya karna telinga saya yang ada masalah sejak dari dulu lalu berpengaruh pada otak.

Mungkin dua sakit itulah yang menyebabkan penyakit yag lain bermunculan seperti lemas, tak berdaya, badan kringetan wajah layu panas dan lain-lain. Walhasil aku berangkat ke semarang hari senin yang seharusnya hari minggu. Jadinya kuliyah hari senin aku kosongkan karna sesampainya di kos badan ini masih merasakan sakit.

Pagi Ini
Meneruskan cerita pagi ini, uraian di atas adalah tambahan kisah sebelumnya.  Saat aku bangun lalu mematikan mp3, ada niatan untuk ikut jamaah subuh di masjid, tapi itu hanya sebatas niatan. Iya, Cuma niatan, nyatanya aku mandi saat masih pujian dan selesai mandi orang-orang yang ikut berjamaah sudah buyar. Ya,,,, itulah realitas, terkadang tidak sesuai apa yang kita ingikan. Karna terlambat, jadinya aku sholat sendiri di kamar kos.

Entah kenapa, setelah sholat aku membuang sampah di pembuangan depan rumah. Saat aku berjalan ke tempat pembuangan, badan ini seperti mengajak untuk berolahraga. Karana matahari belum terbit, aku turuti saja apa kata badan ini. Eh kata hati leh, tapi atas rujukan dari kondisi badan.
Aku ganti celana, aku ambil uang untuk beli minum. Berangkatlah aku mengitari kampus dua dan tiga. Sambil merasakan kesejukan udara pagi hari, hatiku terus berkata: alangkah indahnya hidup ini. Kenapa kegiatan yang sepereti ini tidak ku lakukan setiap hari? Ah,,, bodohnya diri ini.

Selain menyehatkan, ternya rasa kebahagiaan itu muncul setelah melihat pemandangan jalan raya yang belum padat oleh kendaraan bermotor, belum banyak orang lalulalang mencari kehidupan. Ah, intinya hati ini berkata bahwa pagi ini indah sekali.

Bagaimana tidak indah coba? Sesuatu yang tampak baru itu lebih indah di banding yang biyasa kita lihat. Satpampun saya anggap sesuatu yang baru lantaran aku melihatnya di pagi hari. Dosen sedang lari kecil bersama istrinya juga saya anggap baru.  Sepasang suami istri yang menggerakkan badanya di juras Ushuluddin juga sesuatu yang baru. Poster yang terpamampang di kampus juga terlihat baru. Ya,,, itulah semua tampak baru di pagi ini.

Sesuatu yang baru itu harus di syukuri, apalagi sebuah semangat baru. Kita wajib mensyukurinya. Aku menganggap pagi ini ada semangat baru yang muncul, setelah sekian lama aku seperti dukurung dalam penjara yang luasya hanya dua kali lima meter. Ruangan pengap penuh kotoran itu sering aku tiduri setiap hari, sering ku jadikan belajar meski tak masuk di hati.

Ruangan itu adalah kosku sendiri, aku merasa bodoh saja kalau selama ini hidupku hanya ku habiskan di kos saja. Dan pagi ini merasa ada sesuatu yang baru. Pokoknya itulah,,,,, aku harus pandai bersyukur dan bersemangat untuk menatap pagi-pagi selanjutnya dan bergerak cepat di hari selanjutnya.

“Semoga hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih baik dari hari ini”
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.


0 komentar:

Posting Komentar