AKU BERSYUKUR PAGI INI
Alhamdulillah, itulah ucapan yang keluar dari hati saat ini.
Bagaimana tidak bersyukur? Pagi ini aku di beri kesempatan oleh Allah SWT untuk
lari kecil mengitari kampus dua dan tiga UIN Walisongo. Lari kecil yang
sebenarnya ringan, tapi selama tiga tahun di Semarang seingat saya hanya
beberapa kali aku melakukan, termasuk pagi ini. Artinya lari pagi adalah sesuatu
yang sepesial bagiku.
Kampus kebangganku sekaligus kampus pelarianku ini mengajakku mempelajari hidup bukan hanya mempelajari
keilmuan. Kenapa demikian? karna aku banyak belajar tentang kehidupan ketimbang
keilmuan. Belajar menganalisa problem sosial yang ada di masyarakat lalu
mencari solusi tepat untuk mengatasinya, meski sulit untuk mengaplikasikan.
Sebenarnya sudah wajar
jika kampus yang di sebut kampus pergerakan, kapus rakyat ini menghasilkan
produk yang konsen belajar tentang kehidupan. Kehidupan sosial yang tak kunjung
seperti yang di harapkan ini masih perlu di kaji secara mendalam untuk kemajuan
peradaban Indonesaia ke depan. Masalahnya aku menulis bukan untuk membahas yang
demikian, aku hanya ingin menulis cerita di pagi ini. Selanjutnya kembali ke topic
cerita pagi ini.
Sebelum azan subuh HP yang ada di sampingku berbunyi cukup
keras. Mulanya aku penasaran, ini bunyi apaan? Masak ini hari lebaran? Perasaan
ini baru mau puasa kog sudah ada takbir.
Aku terus mendengarkan dengan seksama meski mata masih terpejam. Baru setelah
masjid di sebelah barat kos ku mengumandangkan azan aku baru tahu ini bukan
takbir sungguhan.
Aku buka mata, celingak celinguk kanan kiri. Eh, ternyata di
sebelah kiriku ada hp yang memutar kumandang takbir. Kampret,,,,temenku ada-ada
aja, masak ngeplay mp3 takbir, emangnya gak punya lagu lain apa?.
Setelah terbangun, kupingku terasa sakit. Memang sejak dari
rumah aku dalam kondisi kurang sehat. Tak perlu di jelaskan kenapa dan
bagaimana rasanya kurang sehat, pokoknya sakit sekali. Rasanya hanya pingin
ngeluh. Huh,,,, coba baayangkan, mulanya aku mengangkat barbell seberat 10
sampai 15 kg dengan satu tangan. Aku mainkan dengan tangan kanan 25 kali, kiri
sama. Sebenarnya tangan ini sudah berontak tapi karna saya pikir ini akan
bermanfaat bagi otot kedepanya maka aku terusin kanan dan kiri 25 lagi.
Eh, ternyata kedua tangan ini paginya gak bisa di lurusin. Rasanya
sakit kalo bahasa jawanya otot pada Ngrengkem.
Selain ke dua tangan yang sakit, kepala malah lebih parah sakitnya. Sisi kepala
bagian kiri yang berdekatan dengan telinga khususnya, wahhh,,,, sakitnya minta
ampun. Gak bisa bayangi aku. Rasanya ingin pecah kepala ini, belum di tambah
rasanya berputar-putar tak karuan. Ya,,, gitu lah pokoknya.
Saking gak tahanya, aku yang gak pernah mencicipi obat
pasaran. Aku minta di belikan adikku obat sakit kepala. Sehari aku menelan 3 pil. Memang sih jarak
satu jam setelah minum pil tadi kepala rasanya agak mendingan. Tapi jika sudah
melebihi tiga jam setelah minum, rasa sakitnya datang lagi. Jangan anggap sakit kepala ini termasuk efek dari mengangkat barbrel tadi,
bukan,,,bukan lebih tepatnya karna telinga saya yang ada masalah sejak dari
dulu lalu berpengaruh pada otak.
Mungkin dua sakit itulah yang menyebabkan penyakit yag lain
bermunculan seperti lemas, tak berdaya, badan kringetan wajah layu panas dan
lain-lain. Walhasil aku berangkat ke semarang hari senin yang seharusnya hari
minggu. Jadinya kuliyah hari senin aku kosongkan karna sesampainya di kos badan
ini masih merasakan sakit.
Pagi Ini
Meneruskan cerita pagi ini, uraian di atas adalah tambahan
kisah sebelumnya. Saat aku bangun lalu
mematikan mp3, ada niatan untuk ikut jamaah subuh di masjid, tapi itu hanya
sebatas niatan. Iya, Cuma niatan, nyatanya aku mandi saat masih pujian dan
selesai mandi orang-orang yang ikut berjamaah sudah buyar. Ya,,,, itulah
realitas, terkadang tidak sesuai apa yang kita ingikan. Karna terlambat,
jadinya aku sholat sendiri di kamar kos.
Entah kenapa, setelah sholat aku membuang sampah di
pembuangan depan rumah. Saat aku berjalan ke tempat pembuangan, badan ini
seperti mengajak untuk berolahraga. Karana matahari belum terbit, aku turuti
saja apa kata badan ini. Eh kata hati leh, tapi atas rujukan dari kondisi
badan.
Aku ganti celana, aku ambil uang untuk beli minum. Berangkatlah
aku mengitari kampus dua dan tiga. Sambil merasakan kesejukan udara pagi hari,
hatiku terus berkata: alangkah indahnya hidup ini. Kenapa kegiatan yang
sepereti ini tidak ku lakukan setiap hari? Ah,,, bodohnya diri ini.
Selain menyehatkan, ternya rasa kebahagiaan itu muncul
setelah melihat pemandangan jalan raya yang belum padat oleh kendaraan
bermotor, belum banyak orang lalulalang mencari kehidupan. Ah, intinya hati ini
berkata bahwa pagi ini indah sekali.
Bagaimana tidak indah coba? Sesuatu yang tampak baru itu
lebih indah di banding yang biyasa kita lihat. Satpampun saya anggap sesuatu
yang baru lantaran aku melihatnya di pagi hari. Dosen sedang lari kecil bersama
istrinya juga saya anggap baru. Sepasang
suami istri yang menggerakkan badanya di juras Ushuluddin juga sesuatu yang
baru. Poster yang terpamampang di kampus juga terlihat baru. Ya,,, itulah semua
tampak baru di pagi ini.
Sesuatu yang baru itu harus di syukuri, apalagi sebuah
semangat baru. Kita wajib mensyukurinya. Aku menganggap pagi ini ada semangat
baru yang muncul, setelah sekian lama aku seperti dukurung dalam penjara yang
luasya hanya dua kali lima meter. Ruangan pengap penuh kotoran itu sering aku
tiduri setiap hari, sering ku jadikan belajar meski tak masuk di hati.
Ruangan itu adalah kosku sendiri, aku merasa bodoh saja
kalau selama ini hidupku hanya ku habiskan di kos saja. Dan pagi ini merasa ada
sesuatu yang baru. Pokoknya itulah,,,,, aku harus pandai bersyukur dan
bersemangat untuk menatap pagi-pagi selanjutnya dan bergerak cepat di hari
selanjutnya.
“Semoga hari ini lebih baik dari kemarin dan besok lebih
baik dari hari ini”
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
0 komentar:
Posting Komentar