Selasa, 05 Januari 2016

Rindu Sejuk



Rindu Sejuk

aku berjalan di atas aspal yang hampir meleleh
menunduk sambil mengutuk
menghindar dari peluru tajam keserakahan
bersabar menghadapi kenyataan

masa itu masih tergambar jelas
 menjadi pemanis  yang  mengiang setiap kali aku merindukan kesejukan
dulu wajahmu sangatlah indah
rindang pepohonan

sejauh mata memandang
hanya hijau yang terpampang
Namun ketika warna mulai tak bermakna
Semua menjadi pudar

Luntur bersama panasnya terik matahari
Kini kita hanya bisa meratapi
Saat  warna itu pudar
Semua hati menjadi hitam
Pekat dalam keserakahan
Berlomba memperkeruh keadaan
Tak henti aku titipkan secercah harapan pada penguasa
Meski aku tau dialah yang mengawali semua
Kini  kesabaranku  tertahan di pinggiran peradaban
Tak henti berkumur do’a untuk keseimbangan alam

0 komentar:

Posting Komentar