Kamis, 05 November 2015

Al Qur'an dan Ilmu Agronomi dan Botani



AL-QUR’AN DAN ILMU AGRONOMI DAN BOTANI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir Ayat-Ayat Sains
Dosen Pengampu: Moh. Masrur, M. Ag

Disusun oleh:



Mawaddatul Jannah                            (134211134)
           Abdur Rouf                                                    (134211135)
Aulia Mifahul Azmi                            (134211136)

                                                       FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2015



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah SWT telah menciptakan berbagai macam makhluk didunia ini, dan setiap makhluk pasti memberikan manfaat yang tersembunyi di dalamnya, begitu halnya dalam tumbuhan. Jika manusia hanya mengonsumsi makanan dari daging, kesehatannya mungkin kurang baik dan sempurna, oleh sebab itu manusia harus mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan (seperti: sayur-sayuran dan buah-buahan). Allah SWT telah menciptakan tumbuhan, dan peran dari manusia tidak hanya mengonsumsinya saja, tetapi manusia yang mengelolanya untuk menyuburkan tanaman tersebut agar tidak layu dan mati. Sebab dalam al-Qur’an banyak menerangkan tentang tumbuhan dan tugas manusia untuk mengelola tanaman tersebut.
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia (muslim), telah memberikan contoh dan langkah-langkah untuk memahami dan mengaplikasikan makna ayat-ayat yang mengandung didalamnya tentang pertanian dan tumbuhan. Dalam kesempatan ini dan di dalam makalah ini akan membahas hal-hal diatas, khususnya tentang agronomi dan botani.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Defenisi Dari Agronomi Dan Botani?
2. Ayat-Ayat Manakah Dan Bagaimanakah Interpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Membahas Tentang Agronomi Dan Botani?

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI AGRONOMI DAN BOTANI
Agronomi adalah cabang ilmu pertanian yang berkenaan dengan teori dan praktek produksi tanaman dan pengelolaan tanah secara ilmiah,[1] ilmu sangat cocok untuk memahami konsep pertanian, dari pemiihan tanah hingga proses penanaman bibit tumbuhan.
Sedangkan botani adalah cabang biologi yang menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan; ilmu tentang tumbuh-tumbuhan.[2] Ilmu ini sering dikaji dalam permasalahan-permasalahan yang mengungkap tentang tumbuh-tumbuhan.
B. AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN INTERPRETASIANNYA TENTANG AGRONOMI DAN BOTANI
Teori Dan Faktor-Faktor Dalam Pertanian
فلينظر الانسان الى طعامه۝ انا صببنا الماء۝ ثم شققنا الارض شقا۝ فانبتنا فيها حبا۝ وعنبا وقضبا۝ وزيتونا ونخلا۝ وحدائق غلبا۝ وفاكهة وابا۝
Hendaklah manusia memperhatikan makanannya, sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian kami belah bumi dengan sebaik- baiknya lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur sayur-sayuran, zaitun, kurma, kebun-kebun (yang) lebat, buah-buahan, dan rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu” (‘Abasa: 24-32).[3]
Ayat tersebut menggambarkan tiga factor iklim yang menentukan keberhasilan proses dan produksi hasil pertanian, yaitu:
1. Hujan
“Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit)”, Di dalam surat tersebut di jelaskan bahwasanya Allah meurunkan hujan dari langit, termasuk seluruh faktor iklim lainnya yang terkait dengan hujan seperti suhu, angin, dan proses penguapan air.[4] Selain itu hujan dapat menyuplai pepohonan dengan air yang cukup juga mencuci, membersihkan, dan menghilangkan debu yang terkumpul diatasnya sebagaimana ia menghilangkan apa-apanya yang terdapat di atas daunnya, atau menyumbat mulut-mulut daun sehingga menyulitkan pembuat daun untuk melaksanakan tugasnya yang lain. Yakni, eksudasi mulut daun, penerimaan cahaya, bernafas dan lain sebagainya.[5]
2. Tanah
“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya”, Ayat ini menjelaskan pentingnya tanah dan cara pengolahannya yang benar untuk mendapatkan hasil pertanian yang terbaik.[6]
Selain uraian ayat diatas yang menjelaskan mengenai perihal tanah, terdapat ayat yang senyawa dalam menjelaskan tentang tanah, yang berbunyi:
ومثثل الذين ينفقون اموالهم ابتغاء مرضاة الله وتثبيتا من انفسهم كمثل جنة بربوة اصابها وابل فاتت اكلها ضعفين فان لم يصبها وابل فطل والله بما تعملون بصير
Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak  di daratan tinggi yang disiram oleh hujan  lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat” (al-Baqarah: 265).[7]
Kata “dataran tinggi” dalam ayat di atas memiliki hikmah yang dalam kerena kebun-kebun yang di tanam di atas tanah tinggi dari tingkat air tanah, maka daun pepohonannya lebih banyak tumbuh dan akarnya tumbuh lebih dalam dan panjang ke dalam tanah. Terutama karena akar pohon buah-buahan tumbuh lebih dalam daripada akar tumbuh-tumbuhan yang cepat menghasilkan.
Kebun yang di tanam di tanah yang sejajar dengan air tanah, maka ia tidak mendapatkan peredaran udara yang mencukupi di lahan pertanian. Hal ini menyebabkan banyak akarnya yang mati sehingga melemahkan pepohonan dan tidak mampu menyebar dengan bebas di dalam tanah. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin berkebun, maka sebaiknya memperhatikan tinggi air tanah tidak melebihi satu meter di bawah permukaan tanah.
Al-Qur’an telah menjelaskan pertambahan tinggi permukaan air tanah memperbanyak jumlah batang yang terendam dalam air. Sehingga, akan bertambahlah penyakit dan kematian yang di akibatkannya sehingga berkuranglah jumlah buah-buahan.[8]
3. Tumbuhan
“Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu”, yaitu semua jenis biji-bijian sebagai bibit yang di tanam. Adapun penjelasan lebih luas yang membahas tentang tumbuhan, sebagai berikut;
Penyerbukan Dan Perkawinan Tumbuhan
Penyerbukan sering disebut juga persarian, yaitu peristiwa menempelnya serbuk sari diatas kepala putik. Serbuk sari yang melekat diatas kepala putik akan tumbuh dan membentuk buluh serbuk sari, tumbuhnya buluh serbuk sari dipengaruhi oleh adanya larutan gula dan protein yang terdapat di atas kepala putik. Peristiwa penyerbukan terjadi karena faktor luar yang mendukung, diantaranya: anemogami (angin), zoidiogami (hewan), hidrogami (air) dan penyerbukan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.[9]
Allah SWT telah berfirman dalam surat al-Hijr ayat 22 yang berbunyi:
واَرْسلْنا الرّيح لوَاقحَ فاَنْزلنا من السّماء ماءً فاَسْقيْنكموْهُ و ما انْتمْ له بِخازنِيْن
Artinya: Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.[10]
Organ perkembamgbiakan pada tumbuahan (bunga) menghadap ke udara, maka benang sari menjadi panjang dan tangkainya membesar yang bergantungan di luar bunga hingga digoyangkan oleh angin. Serbuk sari berjatuhan hingga memudahkan angin menerbangkannya ke bunga lain yang telah disiapkan untuk proses penyerbukan, jika  angin tidak melakukan tugasnya sebagai alat pendukung penyerbukan dan serbuk sari jatuh di atas putik putik, maka ia melekat padanya dan tumbuh tangkai yang disebut dengan tangkai penyerbukan yang hidup dan menembus sususnan putik dan benang sari, hingga mencapai indung yang terdapat ovum, maka hal tersebut melangsungkan penyerbukan ovum.[11] Begitu halnya dengan serangga dan burung yang mempunyai peran dalam penyerbukan dengan cara menghampiri bunga untuk meminum nektar, mereka membawa serbuk sari yang menempel ditubuh mereka.[12]
Selain ayat diatas Allah SWT juga berfirman tentang adanya jantan dan betina pada setiap makhluk ciptaannya, diantara firman-Nya yang berbunyi:
و منْ كلّ شيْءٍ خلْقنا زوْجيْن لعلكمْ تذ كّروْن
Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Adz-Dzariyat: 39).[13]
Dan Allah juga berfirman dalam surat Taha ayat 53 yang berbunyi:
وانْزل من السّماء ماءً فاَخْرجْنا به ازْواجاً منْ نباتٍ شتّى
Artinya: Dan Menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan-tumbuhan yang bermacam-macam.[14]
Keterangan diatas adalah salah satu mukjizat yang telah diberikan oleh Allah yang tercantum dalam al-Qur’an. Hal tersebut sebagaimana sunnah bagi makhluk ciptaan-Nya, ilmu pengetahuan modern telah mentapkan bahwa tumbuh-tumbuhan (bunga) terbagi menjadi tiga macam, yaitu: bunga jantan, bunga betina, dan bunga jantan-betina (gabungan dari bagian jantan dan betina). Bunga merupakan bagian dari salah satu tumbuh-tumbuhan yang menjadi alat perkembangbiakan, ia memiliki organ yang berfungsi untuk memproduksi jantan atau betina. Pada bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh dua tingkat daun, permukaan daun pada bagian atas berwarna kehijau-hijauan dan permukaan bawahnya berwarna atau memiliki bau yang harum. Terdapat juga bunga yang memiliki organ jantan dan organ betina, apabila bunga yang hanya memiliki organ jantan atau organ betina saja, maka serbuk sari harus bersatu dengan intisari, sehingga akan berlangsung pembibitan yang menyatukan sifat dari induk jantan dan betina.[15]
Rahasia Warna Hijau Daun Dan Zat Klorofil
Allah SWT berfirman dalam surat Yasin ayat 80 yang berbunyi:
الّذي جعل لكمْ من الشّجر اْلاخضرناراً فاذا انتمْ مّنْه توْقدوْن
Artinya: Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.[16]
Dalam ayat ini mengandung makna ilmiah pada tanaman hijau yang dapat menyerap sinar matahari, makna ilmiah ini kurang dipahami oleh kalangan luas (orang awam) dan juga bagi orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan kontemporer yanng luas. Pemahaman secara umum dari ayat diatas menyatakan bahwa pohon yang hijau tidak mudah terbakar, kecuali setelah memlalui proses pengeringan karena basahnya pohon tersebut. Penyerapan sinar matahari tersebut digunakan tanaman/tumbuhan untuk proses pertumbuhan terpenting dalam kehidupannya, bertambahnya umur pada tanaman mengakibatkan penyerapan sinar matahari lebih banyak dan disimpannya di dalam batang dengan bentuk energi.[17]
Tanpa disadari tanpa penelitian secara ilmiah bahwa warna hijau pada tumbuhan adalah salah satu mukjizat yang telah Allah diberikan kepada alam ini, jika diteliti secara ilmiah dan mendalam bahwa tumbuhan mempunyai semacam pigmen hijau (zat warna) yang sering disebut dengan klorofil. Klorofil terletak di bawah permukaan bagian atas daun, lapisan tersebut merupakan lapisan-lapisan dari sel-sel khusus yang disebut dengan sel pagar. Di dalam setip sel terdapat kotak yang sangat kecil berbentuk piringan hitam, kotak kecil ini disebut dengan kloroplas, kloroplas berisi klorofil yang berguna unutk menangkap cahaya matahari.[18] Tumbuhan mengambil gas karbon dioksida dari udara dan mengambil air serta mineral dari tanah, tumbuhan mengolahnya menjadi oksigen dan karbohidrat, semua hal itu dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan sering disebut dengan fotosintesis, dalam melakukan fotsintesis tumbuhan memerlukan klorofil dan fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil. Hasil dari fotosintesis kemudian disebarkan ke seluruh bagian-bagian tumbuhan oleh pembuluh tapis (floem).[19]
Keterangan diatas adalah bukti rahasia atas mukjizat ilmiah Allah dalam al-Qur’an yang berdasarkan ilmu pengetahuan sains, walaupun hal tersebut masih banyak yang belum diketahui sebagian ilmu-ilmu pengetahuan modern.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Al-Qur’an telah menjelaskan berbagai macam permasalahan pertanian dan tumbuhan, hal ini menunjukkan kemukjizatannya yang sangat tinggi, pengetahuan sekarang seharusnya belajar atau merujuk lebih tajam dalam al-Qur’an, misalnya rahasia warna hijau pada daun, ayat ini telah menerangkan lebih dahulu sebelum adanya para peneliti masalah biotani dan juga pemilihan tempat untuk bercocok tanam.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertanian juga telah dibahasa dalam al-Qur’an, maka tidaklah heran jika al-Qur’an dijadikan pedoman hidup yang pertama, keilmuan saat ini haruslah mengkolaborasikan dengan makna-makna dalam ayat-ayat al-Qur’an. Proses penyerbukan mencerminkan bahwa tumbuhan dilahirkan atau diciptakan berpasang-pasang, seperti halnya hewan dan manusia. Segala sesuatu dialam ini selalu memiliki manfaat yang tersembunyi, seperti halnya hujan yang menyuburkan tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan klorofil pada daun yang menciptakan oksigen untuk kehidupan makhluk ciptaan-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Muhammad Kamil, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter.        Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), AKBAR MEDIA EKA       SARANA, Jakarta, 2002
Daroji dan Harjati, Konsep dan Penerapan SAINS BIOLOGI 3: untuk Kelas IX SMP dan MTS, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2007
Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), CV. Asy-Syifa’,            Semarang, t.h.
Saefullah, Aep, Kumpulan Fakta Sains Unik Dunia, Nusa Creativa, Jogjakarta, 2014
Thayyarah, Nadhiah, buku pintar SAINS DALAM AL-QUR’AN: Mengerti Mukjizat            Ilmiah Firman Allah (ter. M. Zainal Arifin, Nurkaib, Iman Firdaus, Nur Hizbullah),     Zaman, Jakarta, 2013
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar            Bahasa Indonesia, edisi 2, Balai Pustaka, Jakarta, 1994
Valentian, Katarina, 154 FAKTA MENAKJUBKAN TENTANG SAINS, PT Gramedia        Pustaka Utama, Jakarta, 2014


[1] Ibid., hlm. 12
[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 144
[3] Al-Qur’an Indonesian offline, Zoxcell
[4] Dr. Nadhiah Thayyarah, buku pintar SAINS DALAM AL-QUR’AN: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah (ter. M. Zainal Arifin, Nurkaib, Iman Firdaus, Nur Hizbullah), (Jakarta: Zaman, 2013), hlm. 650
[5] Muhammad Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 140
[6] Op.cit., hlm. 650-651
[7] Al-Qur’an Indonesian offline, Zoxcell
[8] Muhammad Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 136-137
[9] Daroji dan Harjati, Konsep dan Penerapan SAINS BIOLOGI 3: untuk Kelas IX SMP dan MTS, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), hlm. 94
[10] Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), (Semarang: CV. Asy-Syifa’, t.h.), hlm. 392
[11] Muhammad Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 145
[12] Katarina Valentian, 154 FAKTA MENAKJUBKAN TENTANG SAINS, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), hlm. 68
[13] Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), (Semarang: CV. Asy-Syifa’, t. h.), hlm. 862
[14] Ibid., hlm. 481
[15] Muhammad Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA, 2002), hlm. 145
[16] Op.cit., hlm. 714
[17] Op.cit., hlm. 149
[18] Aep Saefullah, Kumpulan Fakta Sains Unik Dunia, (Jogjakarta: Nusa Creativa, 2014), hlm. 106
[19] Ibid., hlm. 106-107

0 komentar:

Posting Komentar