AL-QUR’AN
DAN ILMU AGRONOMI DAN BOTANI
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Tafsir Ayat-Ayat Sains
Dosen Pengampu: Moh. Masrur, M. Ag
Disusun
oleh:
Mawaddatul Jannah (134211134)
Abdur Rouf (134211135)
Aulia Mifahul Azmi (134211136)
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Allah SWT
telah menciptakan berbagai macam makhluk didunia ini, dan setiap makhluk pasti
memberikan manfaat yang tersembunyi di dalamnya, begitu halnya dalam tumbuhan.
Jika manusia hanya mengonsumsi makanan dari daging, kesehatannya mungkin kurang
baik dan sempurna, oleh sebab itu manusia harus mengonsumsi makanan yang
berasal dari tumbuhan (seperti: sayur-sayuran dan buah-buahan). Allah SWT telah
menciptakan tumbuhan, dan peran dari manusia tidak hanya mengonsumsinya saja,
tetapi manusia yang mengelolanya untuk menyuburkan tanaman tersebut agar tidak
layu dan mati. Sebab dalam al-Qur’an banyak menerangkan tentang tumbuhan dan
tugas manusia untuk mengelola tanaman tersebut.
Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup manusia (muslim), telah memberikan contoh dan
langkah-langkah untuk memahami dan mengaplikasikan makna ayat-ayat yang
mengandung didalamnya tentang pertanian dan tumbuhan. Dalam kesempatan ini dan
di dalam makalah ini akan membahas hal-hal diatas, khususnya tentang agronomi dan
botani.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
Defenisi Dari Agronomi Dan Botani?
2. Ayat-Ayat
Manakah Dan Bagaimanakah Interpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Membahas Tentang
Agronomi Dan Botani?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
AGRONOMI DAN BOTANI
Agronomi
adalah cabang ilmu pertanian yang berkenaan dengan teori dan praktek produksi
tanaman dan pengelolaan tanah secara ilmiah,[1]
ilmu sangat cocok untuk memahami konsep pertanian, dari pemiihan tanah hingga
proses penanaman bibit tumbuhan.
Sedangkan
botani adalah cabang biologi yang menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan; ilmu
tentang tumbuh-tumbuhan.[2]
Ilmu ini sering dikaji dalam permasalahan-permasalahan yang mengungkap tentang
tumbuh-tumbuhan.
B. AYAT-AYAT
AL-QUR’AN DAN INTERPRETASIANNYA TENTANG AGRONOMI DAN BOTANI
Teori Dan
Faktor-Faktor Dalam Pertanian
فلينظر
الانسان الى طعامه انا صببنا الماء ثم شققنا الارض شقا فانبتنا فيها حبا وعنبا وقضبا وزيتونا ونخلا وحدائق غلبا وفاكهة وابا
“Hendaklah manusia memperhatikan makanannya,
sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian
kami belah bumi dengan sebaik- baiknya lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi
itu, anggur sayur-sayuran, zaitun, kurma, kebun-kebun (yang) lebat,
buah-buahan, dan rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu” (‘Abasa: 24-32).[3]
Ayat tersebut menggambarkan
tiga factor iklim yang menentukan keberhasilan proses dan produksi hasil
pertanian, yaitu:
1. Hujan
“Sesungguhnya kami benar-benar telah mencurahkan air
(dari langit)”, Di dalam surat
tersebut di jelaskan bahwasanya Allah meurunkan hujan dari langit, termasuk
seluruh faktor iklim lainnya yang terkait dengan hujan seperti suhu, angin, dan
proses penguapan air.[4]
Selain itu hujan dapat menyuplai pepohonan dengan air yang cukup juga mencuci,
membersihkan, dan menghilangkan debu yang terkumpul diatasnya sebagaimana ia
menghilangkan apa-apanya yang terdapat di atas daunnya, atau menyumbat
mulut-mulut daun sehingga menyulitkan pembuat daun untuk melaksanakan tugasnya
yang lain. Yakni, eksudasi mulut daun, penerimaan cahaya, bernafas dan lain
sebagainya.[5]
2. Tanah
“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya”, Ayat ini menjelaskan pentingnya tanah dan cara
pengolahannya yang benar untuk mendapatkan hasil pertanian yang terbaik.[6]
Selain uraian ayat diatas yang menjelaskan mengenai
perihal tanah, terdapat ayat yang senyawa dalam menjelaskan tentang tanah, yang
berbunyi:
ومثثل
الذين ينفقون اموالهم ابتغاء مرضاة الله وتثبيتا من انفسهم كمثل جنة بربوة اصابها
وابل فاتت اكلها ضعفين فان لم يصبها وابل فطل والله بما تعملون بصير
“Perumpamaan orang-orang
yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan
jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak
di daratan tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya
dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun
memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat” (al-Baqarah: 265).[7]
Kata “dataran tinggi” dalam ayat di
atas memiliki hikmah yang dalam kerena kebun-kebun yang di tanam di atas tanah
tinggi dari tingkat air tanah, maka daun pepohonannya lebih banyak tumbuh dan
akarnya tumbuh lebih dalam dan panjang ke dalam tanah. Terutama karena akar
pohon buah-buahan tumbuh lebih dalam daripada akar tumbuh-tumbuhan yang cepat
menghasilkan.
Kebun yang di tanam di tanah yang
sejajar dengan air tanah, maka ia tidak mendapatkan peredaran udara yang
mencukupi di lahan pertanian. Hal ini menyebabkan banyak akarnya yang mati
sehingga melemahkan pepohonan dan tidak mampu menyebar dengan bebas di dalam
tanah. Oleh karena itu, barang siapa yang ingin berkebun, maka sebaiknya
memperhatikan tinggi air tanah tidak melebihi satu meter di bawah permukaan
tanah.
Al-Qur’an telah menjelaskan pertambahan tinggi permukaan
air tanah memperbanyak jumlah batang yang terendam dalam air. Sehingga, akan
bertambahlah penyakit dan kematian yang di akibatkannya sehingga berkuranglah
jumlah buah-buahan.[8]
3. Tumbuhan
“Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu”, yaitu semua jenis biji-bijian sebagai bibit yang di
tanam. Adapun penjelasan lebih luas yang membahas tentang tumbuhan, sebagai
berikut;
Penyerbukan Dan Perkawinan
Tumbuhan
Penyerbukan
sering disebut juga persarian, yaitu peristiwa menempelnya serbuk sari diatas
kepala putik. Serbuk sari yang melekat diatas kepala putik akan tumbuh dan
membentuk buluh serbuk sari, tumbuhnya buluh serbuk sari dipengaruhi oleh
adanya larutan gula dan protein yang terdapat di atas kepala putik. Peristiwa
penyerbukan terjadi karena faktor luar yang mendukung, diantaranya: anemogami
(angin), zoidiogami (hewan), hidrogami (air) dan penyerbukan yang dilakukan
oleh manusia itu sendiri.[9]
Allah SWT telah berfirman
dalam surat al-Hijr ayat 22 yang berbunyi:
واَرْسلْنا الرّيح لوَاقحَ فاَنْزلنا من السّماء ماءً
فاَسْقيْنكموْهُ و ما انْتمْ له بِخازنِيْن
Artinya: Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.[10]
Organ perkembamgbiakan pada
tumbuahan (bunga) menghadap ke udara, maka benang sari menjadi panjang dan
tangkainya membesar yang bergantungan di luar bunga hingga digoyangkan oleh
angin. Serbuk sari berjatuhan hingga memudahkan angin menerbangkannya ke bunga
lain yang telah disiapkan untuk proses penyerbukan, jika angin tidak melakukan tugasnya sebagai alat
pendukung penyerbukan dan serbuk sari jatuh di atas putik putik, maka ia
melekat padanya dan tumbuh tangkai yang disebut dengan tangkai penyerbukan yang
hidup dan menembus sususnan putik dan benang sari, hingga mencapai indung yang
terdapat ovum, maka hal tersebut melangsungkan penyerbukan ovum.[11]
Begitu halnya dengan serangga dan burung yang mempunyai peran dalam penyerbukan
dengan cara menghampiri bunga untuk meminum nektar, mereka membawa serbuk sari
yang menempel ditubuh mereka.[12]
Selain ayat
diatas Allah SWT juga berfirman tentang adanya jantan dan betina pada setiap
makhluk ciptaannya, diantara firman-Nya yang berbunyi:
و منْ كلّ شيْءٍ خلْقنا زوْجيْن لعلكمْ تذ كّروْن
Artinya: Dan segala sesuatu
Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah
(Adz-Dzariyat: 39).[13]
Dan Allah juga berfirman
dalam surat Taha ayat 53 yang berbunyi:
وانْزل من السّماء ماءً فاَخْرجْنا به ازْواجاً منْ
نباتٍ شتّى
Artinya: Dan Menurunkan dari
langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuhan-tumbuhan yang bermacam-macam.[14]
Keterangan
diatas adalah salah satu mukjizat yang telah diberikan oleh Allah yang
tercantum dalam al-Qur’an. Hal tersebut sebagaimana sunnah bagi makhluk
ciptaan-Nya, ilmu pengetahuan modern telah mentapkan bahwa tumbuh-tumbuhan
(bunga) terbagi menjadi tiga macam, yaitu: bunga jantan, bunga betina, dan
bunga jantan-betina (gabungan dari bagian jantan dan betina). Bunga merupakan
bagian dari salah satu tumbuh-tumbuhan yang menjadi alat perkembangbiakan, ia
memiliki organ yang berfungsi untuk memproduksi jantan atau betina. Pada
bagian-bagian tersebut dikelilingi oleh dua tingkat daun, permukaan daun pada
bagian atas berwarna kehijau-hijauan dan permukaan bawahnya berwarna atau
memiliki bau yang harum. Terdapat juga bunga yang memiliki organ jantan dan
organ betina, apabila bunga yang hanya memiliki organ jantan atau organ betina
saja, maka serbuk sari harus bersatu dengan intisari, sehingga akan berlangsung
pembibitan yang menyatukan sifat dari induk jantan dan betina.[15]
Rahasia Warna Hijau Daun Dan
Zat Klorofil
Allah SWT
berfirman dalam surat Yasin ayat 80 yang berbunyi:
الّذي جعل لكمْ من الشّجر اْلاخضرناراً فاذا انتمْ مّنْه
توْقدوْن
Artinya: Yaitu Tuhan yang
menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api)
dari kayu itu.[16]
Dalam ayat
ini mengandung makna ilmiah pada tanaman hijau yang dapat menyerap sinar
matahari, makna ilmiah ini kurang dipahami oleh kalangan luas (orang awam) dan
juga bagi orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan kontemporer yanng luas.
Pemahaman secara umum dari ayat diatas menyatakan bahwa pohon yang hijau tidak
mudah terbakar, kecuali setelah memlalui proses pengeringan karena basahnya
pohon tersebut. Penyerapan sinar matahari tersebut digunakan tanaman/tumbuhan
untuk proses pertumbuhan terpenting dalam kehidupannya, bertambahnya umur pada
tanaman mengakibatkan penyerapan sinar matahari lebih banyak dan disimpannya di
dalam batang dengan bentuk energi.[17]
Tanpa
disadari tanpa penelitian secara ilmiah bahwa warna hijau pada tumbuhan adalah
salah satu mukjizat yang telah Allah diberikan kepada alam ini, jika diteliti
secara ilmiah dan mendalam bahwa tumbuhan mempunyai semacam pigmen hijau (zat
warna) yang sering disebut dengan klorofil. Klorofil terletak di bawah
permukaan bagian atas daun, lapisan tersebut merupakan lapisan-lapisan dari
sel-sel khusus yang disebut dengan sel pagar. Di dalam setip sel terdapat kotak
yang sangat kecil berbentuk piringan hitam, kotak kecil ini disebut dengan
kloroplas, kloroplas berisi klorofil yang berguna unutk menangkap cahaya
matahari.[18]
Tumbuhan mengambil gas karbon dioksida dari udara dan mengambil air serta
mineral dari tanah, tumbuhan mengolahnya menjadi oksigen dan karbohidrat, semua
hal itu dilakukan dengan bantuan sinar matahari. Proses pembuatan makanan pada
tumbuhan sering disebut dengan fotosintesis, dalam melakukan fotsintesis
tumbuhan memerlukan klorofil dan fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan yang berklorofil. Hasil dari fotosintesis kemudian disebarkan ke
seluruh bagian-bagian tumbuhan oleh pembuluh tapis (floem).[19]
Keterangan
diatas adalah bukti rahasia atas mukjizat ilmiah Allah dalam al-Qur’an yang
berdasarkan ilmu pengetahuan sains, walaupun hal tersebut masih banyak yang
belum diketahui sebagian ilmu-ilmu pengetahuan modern.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-Qur’an
telah menjelaskan berbagai macam permasalahan pertanian dan tumbuhan, hal ini
menunjukkan kemukjizatannya yang sangat tinggi, pengetahuan sekarang seharusnya
belajar atau merujuk lebih tajam dalam al-Qur’an, misalnya rahasia warna hijau
pada daun, ayat ini telah menerangkan lebih dahulu sebelum adanya para peneliti
masalah biotani dan juga pemilihan tempat untuk bercocok tanam.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertanian juga telah dibahasa dalam al-Qur’an, maka tidaklah
heran jika al-Qur’an dijadikan pedoman hidup yang pertama, keilmuan saat ini
haruslah mengkolaborasikan dengan makna-makna dalam ayat-ayat al-Qur’an. Proses
penyerbukan mencerminkan bahwa tumbuhan dilahirkan atau diciptakan
berpasang-pasang, seperti halnya hewan dan manusia. Segala sesuatu dialam ini
selalu memiliki manfaat yang tersembunyi, seperti halnya hujan yang menyuburkan
tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan klorofil pada daun yang menciptakan
oksigen untuk kehidupan makhluk ciptaan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Muhammad
Kamil, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M. Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), AKBAR
MEDIA EKA SARANA, Jakarta, 2002
Daroji dan Harjati, Konsep
dan Penerapan SAINS BIOLOGI 3: untuk Kelas IX SMP dan MTS, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo, 2007
Departeman Agama RI, Al-Qur’an
dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), CV. Asy-Syifa’, Semarang, t.h.
Saefullah, Aep, Kumpulan
Fakta Sains Unik Dunia, Nusa Creativa, Jogjakarta, 2014
Thayyarah, Nadhiah, buku
pintar SAINS DALAM AL-QUR’AN: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah (ter. M. Zainal Arifin, Nurkaib, Iman
Firdaus, Nur Hizbullah), Zaman,
Jakarta, 2013
Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 2, Balai Pustaka, Jakarta,
1994
Valentian, Katarina, 154
FAKTA MENAKJUBKAN TENTANG SAINS, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2014
[1] Ibid., hlm.
12
[2] Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
edisi 2, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 144
[3] Al-Qur’an
Indonesian offline, Zoxcell
[4] Dr. Nadhiah
Thayyarah, buku pintar SAINS DALAM AL-QUR’AN: Mengerti Mukjizat Ilmiah
Firman Allah (ter. M. Zainal Arifin, Nurkaib, Iman Firdaus, Nur Hizbullah),
(Jakarta: Zaman, 2013), hlm. 650
[5] Muhammad
Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M.
Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA,
2002), hlm. 140
[6] Op.cit., hlm.
650-651
[7] Al-Qur’an
Indonesian offline, Zoxcell
[8] Muhammad
Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M.
Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA,
2002), hlm. 136-137
[9] Daroji dan Harjati, Konsep dan
Penerapan SAINS BIOLOGI 3: untuk Kelas IX SMP dan MTS, (Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), hlm. 94
[10] Departeman
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), (Semarang: CV.
Asy-Syifa’, t.h.), hlm. 392
[11] Muhammad
Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M.
Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA,
2002), hlm. 145
[12] Katarina
Valentian, 154 FAKTA MENAKJUBKAN TENTANG SAINS, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), hlm. 68
[13] Departeman
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Revisi Terbaru), (Semarang: CV.
Asy-Syifa’, t. h.), hlm. 862
[14]
Ibid.,
hlm. 481
[15] Muhammad
Kamil Abdushshamad, MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN (ter. Alimin, Lc, M.
Ag, Gha’neim, Lc dan Uzair Hamdan, Lc), (Jakarta: AKBAR MEDIA EKA SARANA,
2002), hlm. 145
[16] Op.cit., hlm.
714
[17]
Op.cit., hlm. 149
[18] Aep
Saefullah, Kumpulan Fakta Sains Unik Dunia, (Jogjakarta: Nusa Creativa,
2014), hlm. 106
[19] Ibid., hlm.
106-107
0 komentar:
Posting Komentar