Sabtu, 17 Oktober 2015

hidup

Hidup
Sakit rasanya jika hidup dengan mental sakit
Aku sadar  dengan apa yang mengindap dalam jiwaku adalah penyakit yang tak bisa ku lawan saat ini
Melawan kerasnya hidup di kota
Berharap pertolongan yang tak pasti menghampiri
Frustasi karna materi
Kini ku ingat dalam benak
Perkataan marx bahwasanya pikiran kita di pengaruhi oleh materi bukan sebaliknya
Berada dalam wawasan yang membingungkan antara ajaran agama dan ajaran marxis
Agamaku mengajarkanku bersandar pada do’a
Sedangkan tuhan mengabulkan doaku bukan dalam waktu yang singkat
Frustasi ingin mati adalah keinginan setiap frustasi menghampiri
Aku tak memepercayai omonganya marx yang mengatakan bahwasanya
Agama adalah candu dan tuhan adalah konsep yang menjijikkan
Aku sadar marx berkata begitu karna memang dia benci dengan keadaan social yang memprihatinkan
Di satu sisi aku memang sama dengan marx
Muak dengan keadaan social
Namun aku tak berani melepas jubah agamaku
Aku di liputi oleh rasa takut yang membelenggu
Aku tak mengerti tentang dunia
Aku tak mengerti apa itu hidup
Kenapa aku hidup
Untk apa aku hidup
Ingin aku lawan semua
Ingin ku hacurkan semua ini
Sayangnya aku hanya kutu yang tak berguna
Hanya bisa berontak dalam hati kecil
Hati kecil yang cemen pake banget
Terkadang kata bijak membuatku semangat
Terkadang kata bisa merubah pandangan
Namun jika sudah di hadapkan pada keadaan yang membingnungkan
Sama saja
Runtuhlah kekuatanku

Hilanglah semangatku

memaparkan prokerpun bercanda


memaparkan proker di gedung PPP Jawa Tengah dalam rangka Pelantkan dan Raker PMII rayon Ushuluddin Komisariat Walisongo Semarang.

dosa dan petaka

Dosa dan petaka
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Waktu adalah dosa
Parahnya aku di dalamnya
Ruang adalah petaka
Parahnya
Ialah tempatku bersandar
Indahnya nafas fana
Dosa dan petaka
Lebur dalam ke Esaanya

          15, 07, 2014

MALAM KONFLIK
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Malam ini aku muak
Melihat manusia berwajah serigala
Tradisi lama para pecundang
Suasana mencekam dari perebutan kedudukan
Ritual suci penuh akan harapan
Tampak jadi neraka di mata
Ingin aku bersembunyi di balik dekapan ibu
Dekapan orang yang mencintaiku
Terlebih
Dekapan tuhanku

27 oktober 2014.

Apa yang kita punya?

 
 
 
APA YANG KITA PUNYA?
 
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Apa yang kita punya?
Sumber daya kita merintih kesakitan
Di siksa para negarawan dunia
Kalau kita hanya diam
Bangga dengan daging impor
Maka kita patut prihatin
Apa yang kita punya?
Akankah tradisi tak terpuji kita banggakan hingga nanti
Adanya semua ini
Harapan
Jangan sampai kita terasing
Dalam kepedihan di bumi kita sendiri
Beront berteriak
Sampai ibu pertiwi tersenyum
Sekarang, esok, nanti

1, 7, 2014

entah

Entah
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Di persinggungan titik koma
Di atas ratapan mahluk nista
Sungai cinta mengalir deras
Bermuara pada se gombyok untaian kata tak bermakna
Ruang kosong di kepala menjadi tempat sampah
Menampung bualan sampah mahluk sampah
Metabolisme dalam perut yang semula lancar
Kini isinya muntah
Karna Ruang kosong di kepala
Penuh buangan sampah mahluk sampah
Terbujur lesu
Terbaring gonjang ganjing
O
Aku ingat sapi tetanggaku
Menginjak-injak taman depan rumahku
Oh cintaku
Yang kadang menjengkelkan
Tapi aku rindu
Taman sederhana itu mengingatkanku pada cinta sejatiku
Yaitu
Kamu wahai yang mencintaiku
Bibir sungai itu berubah menjadi cinta
Yang membahagiakan anak
Anak-anak haus akan bahagia

Lapang dada menerima mainan menyehatkan

awal november


Awal November
Setiap kali aku bangun,  tentang apa yang akan memberi  hidup, adalah hal pertama dalam fikiranku. Seperti pagi ini, aku ingat tadi malam yang memberi  aku pelajaran akan banyaknya orang yang berebut kekuasaan. Aku heran pada kebanyakan orang termasuk diriku yang belajar akan bagaimana meraih kedudukan, walau aku tak kan melakukan dan tak  berminat pada kedudukan tersebut.
Sepertinya Negara ini terjangkit akan penyakit miskinya pemimpin baik, itu mengakibatkan setiap anak yang baru lahir dari rahim ibundanya menatap cita-cita untuk berkuasa agar negaranya bebas dari kesengsaraan. Waktu berjalan terus, pendidikan dan lingkungan merubah cita-cita mulia anak bangsa yang gandrung akan kemerdekaan  sesungguhnya. Tak sedikit ketika remaja cita-cita semula mulia di tikam kebusukan yang tumbuh subur, narkoba, free sex, cinta monyet, kemiskinan orang tua dan hidup foya-foya adalah gaya hidup yang menenggelamkan generasi muda. Banyak orang berpendidikan namun tak mempunyai jiwa social, banyak anak jalan berjiwa social namun tak mampu untuk membantu hal yang besar.
Di kampus yang katanya kampus pergerakan aku tak merasakan ada gerakan untuk menjadi seorang negarawan besar yang akan membawa kemerdekaan. Di kampus yang katanya kampus pendidikan aku hanya menemukan tongkrongan di jalan membahas masa depan dirinya yang tak kunjung membahagiakan. Ada banyak beasiswa salah sasaran hingga menimbulkan kesenjangan kepintaran.
Di siang yang panas aku melangkah menelusuri  jalanan menanjak seperti hidupku yang selalu harus bertindak agar tak cukup berada di lapisan bawah. Di pasar,  siang ini aku bertemu ibu pedagang sayur baik hati, mungkin dia tau kalau aku anak yang tak mampu, atau memang ibu itu baik hati kepada para pembeli. Saat aku membeli brambang, sayuran, dan krupuk ibu itu sedang menyisihkan sayuran layu bersanding dengan temanku, aku tak tau isi percakapan temanku hingga si ibu itu memberikan sayur kangkung yang menurutku itu banyak kepadaku untuk ku masak bersama teman-temanku. Sungguh trimakasihku kepadamu wahai ibu penjual sayur di pasar, aku berhutang budi padamu atas kebaikan hatimu. Pelajaran yang satu ini membuatku ingin segera aku berebut waktu untuk mendapatkan sesuatu yang sekiranya itu bisa membantu rakyat di negaraku, namun apa itu? Sampai saat inipun aku belum tau.
 Bertahan di kota, bagiku adalah hal yang sulit namun harus ku lakukan  karna itu adalah kewajibanku untuk menuntut ilmu. Memang ilmu yang aku dapat belumlah cukup untuk memenuhi target yang pernah aku impikan, namun aku percaya walaupun lambat, namun perlahan aku akan menuju ke sana, berjuang untuk manusia  yang mencintai manusia dan buminya. Aku percaya tuhan selalu mendengar do’a-do’a ayah ibuku, aku yakin tuhan akan mengabulkan do’a-do’a terbaik ayah ibuku untukku maka dari itu bertahan di sini adalah hal terbaik untuk hidupku walau terkadang aku rindu pada kapung halamanku.

asumsiku

 
 
ASUMSIKU
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Butiran keringat yang kecil
Hinggap sementara dan berlalu
Adalah tuhan dalam asumsiku
Membalik keadaan masa
 
 
 
 
DUA BINTANG
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Dua bintang menemaniku malam ini
Tak ada arti menghampiri
Semakin menjauh bintang kecil
Semakin nyata bintang besar
Barulah arti menghampiri
Hilanglah kau bintang kecil
Walau besar yang nyatapun
Esok juga akan binasa
Namun lebih lama dunia kan mengenang
MULA
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Aku yang bermula tiada
Tumbuh menampakkan eksistensi
Melemah setelah melihat dunia
Merenung memahami tuk bangkit mengabadikanya

tidak jadi



MENEPIS KERAGUAN
Oleh: Muhammad Shofwan Zaim
Manusia tak ada yang sempurna, keraguan pasti pernah ada pada diri setiap manusia, begitupun calon crew magang Lembaga Press Mahasiswa (LPM) Idea tahun angkatan 2014 khususnya kelompok 5. Pasca pra workshop, kita merasa ragu bahwasanya apakah nanti bisa membuat buletin bayangan atau gagal menyelesaikanya.
                Kita merasa punya tanggung jawab  untuk menyelesaikan membuat bulletin bayangan sebagai persyaratan  untuk bisa masuk LPM Idea. Dengan rasa tanggung jawab itulah kita menepis keraguan dan kompak menjalankan tugas masing-masing.
Berawal dari rapat pertama di samping gedung Kantor Lama (KL) kita mendapatkan ide yang nantinya menjadi dasar terselesaikanya bulletin bayangan. Ada tiga usulan nama bulletin, pertama dari saya (zaim) mengusulkan nama Emanasi dan menjelaskan arti serta tujuanya, ke dua yaitu Tri Anggel di usulkan oleh Ryan dan terahir Gamblang oleh Fazat. Dari ketiga usulan nama tadi ahirnya di sepakati bersama nama bulletin kelompok lima yaitu Emanasi yang artinya pancaran, tujuanya adalah Emanasi sebagai karya Mahasiswa nantinya harus mampu memancarkan ide kreatifitas, intelektual, serta ilmu yang bermanfaat kepada pembaca.
Tugas yang di rasa paling sulit yaitu menentukan tema, karna jujur dari ke empat anggota kelompok kita belum punya cukup pengalaman mengenai itu.  Setelah melalu perundingan panjang, mencurahkan segala fikiran serta bimbingan dari Penanggung Jawab (PJ) kelompok kita , ahirnya menyepakati tema bulletin bayangan kita adalah “EFEKTIFITAS PERPUSTAKAAN USHULUDDIN”.
Perpustakaan sebagai jantung kampus, sangat bagus sekali apabila kita bisa memaparkan kelebihan, kekurangan serta solusi yang di butuhkan. Untuk itu kita mencoba membahas tentang Efektifitas Perpustakaan Fakultas Ushuluddin. Ternyata benar setelah melakukan wawancara kepada ketua pengelola perpustakaan yaitu Ibu Swaibah rabo 5/11/14 beliau memaparkan tentang kelebihan dan kekurangan perpustakaan. Salah satu kekuranganya yaitu belum adanya buku filologi, padehal mata kuliyah filologi sudah ada sejak lama untuk mahasiswa Tafsir Hadist.
Solusi dari kurang lengkapnya fasilitas perpustakaan termasuk buku adalah perlunya sinergi antara mahasiswa dengan pengelola perpustakaan. Ibu suwaibah menuturkan dulu pernah mengadakan angket  yang isinya pertanyaan mengenai kebutuhan buku bagi mahasiswa . angket tersebut di sebarkan kepada mahasiswa husunya kerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), namun itu tidak berjalan sesuai tujuan. Untuk itu pihak pengelola perpustakaan mengucapkan terimakasih kepada kita jikalau mau berkerjasama untuk mencari solusi bagi kemajuan perpustakaan fakultas ushuluddin. (redaksi)

Malam



MALAM

Hening
Malam membisu
Tak ada angin
Tak ada percakapan tentang apapun

Terkoyak
Suasana fikiran tercambuk tekanan dunia
Hatipun resah, goyah
Mata melotot meski ku ajak sejenak memejamkan diri

Bisu
Segala Tanya
Terdampar di tepian rasa
Hanya mungkin

Sadar
Ini malam punya tuhan
Kita semua adalah dia
Biar saja

Cukup
Ini saja, tak ada yang lain
Aku dan malam
Sedang berpelukan

Jum’at 10,16, 2015 1:30 Muhammad Shofwan Zaim.