BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai firman(kalam) Allah yang mengandung
mukjizat,yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Malaikat
Jibril a.s yang disisi lain memiliki keindahan kandungan dan keindahan dari
segi Sastra dan keilmuan didaalamnya.Susunan firman yang termuat dalam 114
Surat menunjukan kekayaan dan keserasian
sastra yang diawali dengan Firman Pembukaan(Al-fatihah) atau disebut “Fawatihus
suwar” dan diakhiri Dengan surat An-Nas(Manusia) dengan sebutan lain
“Khawatimus suwar”.
Ada cabang Ulumul Qur’an yang khusus membicarakan pembukaan dan
penutupan Surah,yaitu “Ilmu Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha”.Jika susunan Al-Qur’an kita perhatikan secara
lebih detail, maka kita akan menemukan sebuah keindahan yang akan memunculkan
Ulumul Qur’an (Ilmu-ilmu tentang Al-Qur’an) yang bercabang pada
akhirnya. Oleh karena itu, Ilmu Fawatihus suwar sangat penting dipelajari untuk
menunjang Khazanah keilmuan umat Islam.
Maka
hal itu, penulis akan mengangkat judul “Ilmu Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha”
untuk makalah ini dengan tujuan menguak kembali Kekayaan Ulumul qur’an.
B.Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Ilmu Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha?
2.
Bagaimana
bentuk-bentuk Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha dalam Al-Qur’an?
3.
Apa
saja Hikmah tersurat dari Ilmu Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha dalam memperkaya
Khazanah keislamaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Ilmu Fawatihus Shuwar Wa Khawatimuha( فواتح الصوار وخواتمها )
Secara lughowi
,kata Fawatihus berasal dari kata “فتحا” yang bermakna
pembukaan dan Shuwar yang merupakan jama’ dari kata صورة yang berarti surat dalam al-qur’an, dan khawatimuha berasal daari
kata “ ختما
” yang bermakna akhiran[1].Menurut
Kamus Ilmu Al-Qur’an disebutkan bahwa
Fawatihus suwar artinya pembukaan-pembukaan surah dalam al-qur’an[2].Jadi,
Ilmu Fawatihus Shuwar Wakhawatimuha adalah ilmu yang mengkaji pembukaan dan
akhiran berupa kata,huruf,atau kalimat dalam Al-Qur’an dengan memperhatikan
kaidah tekstual dan kaidah kontekstual. Bila sebuah surat dimulai oleh huruf-huruf,maka dinamakan ahraf
muqatta’ah (huruf-huruf yang terpisah). Fawatih as-suwar adalah
kalimat-kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah-surah, ia merupakan bagian
dari ayat mutasyabihat. Karena ia bersifat mujmal, mu’awwal, dan musykil. Jadi
dapat disimpulkan bahwa fawatih as-suwar adalah pembuka-pembuka surah
yang mengawali sebuah surah dalam al-Qur’an.
Menurut Ibn Abi al-Ishba`, istilah fawatih adalah jenis-jenis
perkataan yang membuka surah-surah dalam al-Qur’an. Jenis jenis perkataan itu
dibagi menjadi sepuluh, yaitu: Jumlah khabariyyah, Qasam, Syarat, Perintah,
Pertanyaan, Doa, Ta’lil, Pujian kepada Allah, Nida’, dan
yang terakhir huruf huruf tahajji (huruf-huruf muqatta’ah), atau yang
biasa disebut al- fawatih.
B.Bentuk-bentuk Fawatihus Shuwar Wakhawatimuha dalam al-qur’an
B.1 Bentuk-bentuk
Fawatihus Shuwar dalam al-qur’an
Bentuk-bentuk
Fawatihus Shuwar dalam al-qur’an telah
diinvertasrisir oleh Imam Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful
Isyarati menjadi sepuluh macam pembahasan,yaitu Jadi, Fawatihus Suwar atau pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah Alquran
itu ada 10 macam, yaitu sebagai berikut:
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah SWT (Al-Istiftaahu Bits Tsanaa’i)
Pujian kepada Allah SWT
itu ada dua macam yaitu:
a. Menetapkan sifat-sifat terpuji (Al-Itsbaatu Sifaatil Madhi) yang
memakai salah satu dari dua lafal
sebagai berikut:
1) Memakai lafal “hamdalah” (Bilafdzil Hamdalah), yakni dibuka dengan
lafal Al- Hamdu Lillaahi, terdapat
dalam 5 surah sebagai berikut:
v
Surah Al-Fatihah,
dengan lafal:
§ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢)
v
Surah Al-An’am dengan
lafal:
§ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ
v
Surah Al-Kahfi dengan
lafal:
§ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبۡدِهِ ٱلۡكِتَـٰبَ
v
Surah Saba’ dengan lafal:
§ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى
ٱلۡأَرۡضِ
v
Surah fathir dengan lafal:
§
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ
فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ
2)
Memakai lafal “tabaaraka” yang terdapat dalam
dua surah, yaitu:
v
Surah Al-Furqan dengan lafal:
§ تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ
v
Surah Al-Mulk dengan lafal:
§ تَبَـٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ
b. Mensucikan Allah SWT dari sifat-sifat yang
negatif (Tanziihu ‘An Shifatin Nuqshaan) yang memakai lafal tasbih,
terdapat dalam 7 surah, sebagai berikut:
Ø Surah Al-Isra’ dengan lafal:
§ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً
Ø Surah Al-A’la dengan lafal:
§ سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى
Ø Surah Al-Hadid dengan lafal:
§ سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
Ø Surah Al-Hasyr dengan lafal:
§ سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
Ø Surah Ash-Shaaffu dengan lafal:
§ سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
Ø Surah Al-Jumu’ah dengan lafal:
§
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا
فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ
Ø Surah At-Taghabun dengan lafal:
§
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا
فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِۖ
2.
Pembukaan dengan huruf-huruf yang terputus-putus
(Istiftaahu bil Huruufi Al-Muqaththa’ati)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam
29 surah dengan memakai 14 huruf dengan tanpa diulang, yang terkumpul dalam
kalimat:
Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan
surah-suirah Al-Qur’an disusun dalam 14 rangkaian, terdiri dari lima kelompok
sebagai berikut:
a.
Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf
(Al-Muwahhadah) yang ada tiga rangkaian dan terdapat dalam 3 surah, sebagai
berikut:
1)
Surah Shaad, dalam lafal:
صٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِى
ٱلذِّكۡرِ
2)
Surah Qaaf, dalam lafal:
قٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ
ٱلۡمَجِيد
3)
Surah Al-Qalam, dalam lafal:
نٓۚ وَٱلۡقَلَمِ وَمَا
يَسۡطُرُونَ
b.
Kelompok yang terdiri dari dua huruf
(Al-Mutsanna) yang ada empat rangkaian dan terdapat dalam 9 surah, sebagai
berikut:
1)
Rangkaian huruf “Ha” dan Mim” (حمٓ), dalam 6 surah, sebagai berikut:
a)
Surah Ghafir atau Al-Mu’min, dengan lafal:
حمٓ (١) تَنزِيلُ ٱلۡكِتَـٰبِ
مِنَ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ (٢)
b) Surah As-Sajdah
c) Surah Az-Zuhruf
d) Surah Al-Jatsiyah
e) Surah Al-Ahqaf
2) Rangkaian huruf “Tha” dan “Ha” (طه)
dalam satu surah, yaitu:
a) Surah Thaha, dengan lafal:
طه (١) مَآ أَنزَلۡنَا
عَلَيۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰٓ (٢)
3) Rangkaian huruf “Tha” dan “Sin” (), dalam satu surah yaitu:
a) Sura An-Naml, dengan lafal:
طسٓۚ تِلۡكَ ءَايَـٰتُ
ٱلۡقُرۡءَانِ وَڪِتَابٍ۬ مُّبِينٍ (١)
4) Rangkaian huruf “Ya” dan “Sin” , dalam satu surah yaitu:
a) Surah Yasin, dengan lafal:
يسٓ (١) وَٱلۡقُرۡءَانِ
ٱلۡحَكِيمِ (٢)
c.
Kelompok yang terdiri dari tiga huruf
(Al-Mutsallatsatu) yang ada tiga rangkaian dan terdapat 13 surah-surah, sebagai
berikut:
1)
Rangkaian huruf “Alif, Lam, Mim,” dalam 6 surah, adaah sebagai berikut:
Ø Surah Al-Baqarah, dengan lafal:
Ø الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِ
Ø Surah Ali Imran
Ø Surah Al-Ankabut
Ø Surah Ar-Rum
Ø Surah Luqman
Ø Surah As-Sajdah
2)
Rangkaian huruf “Alif, Lam, Ra” dalam 5 surah, sebagai berikut:
Ø Surah Yunus, dengan lafal:
o
Artinya: “Aliif Laam
Raa. Inilah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung hikmah.”
Ø Surah Hud
Ø Surah Yusuf
Ø Surah Ibrahim
Ø Surah Al-Hijr
3)
Rangkaian huruf “Tha, Sin, dan Mim,” dalam 2 surah, sebagai berikut:
ü Surah Al-Qashash, dengan lafal:
ü طسٓمٓ (١) تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ ٱلۡمُبِينِ (٢)
ü Surah Asy-Syu’ara
d. Kelompok yang terdiri dari 4 huruf
(Al-Muraaba’ah) yang ada dua rangkaian dan terdapat dalam dua surah saja,
yaitu:
1)
Rangkaian yang terdiri dari huruf Alif, Lam,
Mim, dan Ra’ ( ) dalam satu surah:
a)
Surah Ar-Ra’d, dengan lafal:
الٓمٓرۚ تِلۡكَ
ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِۗ
2) Rangkaian yang terdiri dari huruf Alif, Lam, Mim, Shad (الٓمٓصٓ)
dalam satu surah:
a) Surah Al-A’raf, dengan lafal:
الٓمٓصٓ (١) كِتَـٰبٌ أُنزِلَ
إِلَيۡكَ
e.
Kelompok yang terdiri dari 5 huruf (Al-Mukhaamasatu)
yang ada dua rangkaian dan terdapat dalam dua surah, yaitu:
1) Rangkaian yang terdiri dari 5 huruf Kaf, Ha, Ya, ‘Ain, dan Shad (ڪٓهيعٓصٓ)
dalam satu surah.
a) Surah Maryam, dengan lafal:
ڪٓهيعٓصٓ (١) ذِكۡرُ رَحۡمَتِ
رَبِّكَ عَبۡدَهُ ۥ زَڪَرِيَّآ (٢)
2) Rangkaian yang terdiri dari huruf Ha, Mim, ‘Ain, Sin dan Qaf (حمٓ عٓسٓقٓ)
dalam satu surah.
a) Surah Asy-Syura, dalam lafal:
حمٓ (١) عٓسٓقٓ (٢) كَذَٲلِكَ يُوحِىٓ
إِلَيۡكَ
3.
Pembukaan dengan Nida/ panggilan (Al-Istiftaahu
bin-Nidaa’)
Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:
a.
Nida/ panggilan yang ditujukan kepada Nabi SAW,
yang terdapat dalam 5 surah, sebagai berikut:
§
Surah Al-Ahzab, dengan lafal:
§ يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّبِىُّ ٱتَّقِ ٱللَّهَ وَلَا تُطِعِ ٱلۡكَـٰفِرِينَ
§
Artinya: “Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti
(keinginan) orang-orang kafir.”
§
Surah At-Tahrim
§
Surah Ath-Thalaq
§
Surah Al-Muzammil
§
Surah Al-Mudatstsir
b.
Nida yang ditujukan kepada kaum mukminin,
terdapat dalam dua surah, sebagai berikut:
1)
Surah Al-Maidah, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ أَوۡفُواْ بِٱلۡعُقُودِۚ
2)
Surah Al-Hujurat, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ لَا تُقَدِّمُواْ بَيۡنَ يَدَىِ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦۖ
c.
Nida yang ditujukan kepada umat manusia, yang
terdapat dalam dua surah, sebagai berikut:
1)
Surah An-Nisa’, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ
ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم
2)
Surah Al-Hajj, dengan lafal:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ
ٱتَّقُواْ رَبَّڪُمۡۚ إِنَّ زَلۡزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىۡءٌ عَظِيمٌ۬
4.
Pembukaan dengan Jumlah Khabariyah
(Al-Istiftaahu bil Jumalil Khabariyyati)
Jumlah Khabariyah di awal surah-surah Al-Qur’an
ada dua macam, yaitu:
a.
Jumlah Ismiyah, yang menjadi pembukaan 11
surah-surh, sebagai berikut:
§
Surah At-Taubah, dengan lafal:
§ بَرَآءَةٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِ
§
Artinya: “(Inilah
pernyataan) pemutusan hubungan daripada Allah dan Rasul-Nya.”
§
Surah An-Nur
§
Surah Az-Zumar
§
Surah Muhammad
§
Surah Al-Fath
§
Surah Ar-Rahman
§
Surah Al-Haqqah
§
Surah Nuh
§
Surah Al-Qadr
§
Surah Al-Qari’ah
§
Surah Al-Kautsar
b.
Jumlah Fi’liyah yang menjadi pembukaan 12
surah-surah, sebagai berikut:
o
Surah Al-Anfal, dengan lafal:
o
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ
ٱلۡأَنفَالِۖ
o
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan
perang.”
o
Surah An-Nahl
o
Surah Al-Anbiya
o
Surah Al-Mu’minun
o
Surah Al-Qamar
o
Surah Al-mujadilah
o
Surah Al-Ma’arij
o
Surah Al-Qiyamah
o
Surah Al-Balad
o
Surah Abas
o
Surah Al-Bayyinah
o
Surah At-takatsur.
5.
Pembukaan dengan sumpah/ qosam (Al-Istiftaahu
bil-Qasami)
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan
surah Al-Qur’an itu ada tiga macam, dan terdapat dalam 15 surah sebagai
berikut:
a.
Sumpah dengan benda-benda angkasa (Al-Qasamu
Bil-Uluwiyyaati) terdapat dalam 8 surah sebagai berikut:
v
Surah Ash-Shaaffat, dengan lafal:
v وَٱلصَّـٰٓفَّـٰتِ صَفًّ۬ا
v
Artinya: “Demi
rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya.”
v
Surh An-Najm
v
Surah Al-Mursalaat
v
Surah An-Nazi’at
v
Surah Al-buruj
v
Surah Ath-Thariq
v
Surah Al-Fajr
v
SurahAsy-Syams
b.
Sumpah dengan benda-benda bawah (Al-Qasamu Bis
Sulfiyaati) seperti yng dipakai dalam pembukaan dari 4 surah, sebagai berikut:
v
Surah Adz-Dzariyat, dengan lafal:
v وَٱلذَّٲرِيَـٰتِ ذَرۡوً۬ا
v
Artinya: “ Demi (angin)
yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya.”
v
Surah Ath-Thur
v
Surah At-Tin
v
Surah Al-‘Adiyat
c.
Sumpah dengan waktu (Al-Qasamu Bil-Waqti),
terdapat dalam tiga surah, sebagai berikut:
v
Surah Al-Lail, dengan lafal:
v وَٱلَّيۡلِ إِذَا يَغۡشَىٰ
v
Artinya: “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).”
v
Surah Adh-Dhuha
v
Surah Al-‘Ashr
6.
Pembukaan dengan syarat (Al-Istiftaahu
bis-Syarthi)
Syarat-syarat yang dipakai Allah SWT sebagai
pembukaan surah-surah Al-Qur’an itu ada dua macam dan digunakan dalam 7 surah sebagai
berikut:
a.
Syarat yang masuk kepada jumlah ismiyah, dipakai
di awal 3 surah sebagai berikut:
v
Surah At-Takwir, dengan lafal:
v إِذَا ٱلشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ
v
Artinya: “Apabila matahari digulung.”
v
Surah Al-Infithar
v
Surah Al-Insyiqaq
b.
Syarat yang masuk kepada jumlah fi’liyah,yang
untuk membuka 4 surah-surah sebagai berikut:
v
Surah Al-Waqi’ah, dengan lafal:
v إِذَا وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ
v
Artinya: “Apabila terjadi hari kiamat”
v
Surah Al-Munafiqun
v
Surah Al-Zalzalah
v
Surah An-Nashr
7.
Pembukaan dengan fi’il amar (Al-Istiftaahu bil
Amri)
ada 6 fi’il amar/ kata kerja perintah yang dipakai untuk membuka
surah-surah Al-Qur’an, yang terdiri dari dua lafal dan digunakan untuk membuka
6 surah-surah sebagai berikut:
a.
Dengan fi’il amar iqra ,yang hanya untuk membuka satu surah, yaitu:
1)
Surah Al-‘Alaq, dengan lafal:
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ
ٱلَّذِى خَلَقَ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan.”
b.
Dengan fi’il amar “qul”, yang digunakan dalam 5 surah
sebagai berikut:
§
Surah Al-Jinn, dengan lafal:
§ قُلۡ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ نَفَرٌ۬ مِّنَ ٱلۡجِنِّ
§
Artinya: “Katakanlah
(hai Muhammad) : Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengarkan
sekumpulan jin (akan Al-Qur’an).”
§
Surah Al-Kafirun
§
Surah Al-Ikhlash
§
Surah Al-Falaq
§
Surah An-Naas
8.
Pembukaan dengan pertanyaan (Al-Istiftaahu bil
Istifhaami)
Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai
pembukaan dari 6 surah-surah Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai berikut:
a.
Pertanyaan positif (Al-Istifhaamu
Al-Muhiibiyyu), yaitu bentuk pertanyaan yang dengan
kalimat positif yang tidak ada alat negatifnya. Pertanyaan yang emikian itu
dipakai dalam pembukaaan 4 surah-surah sebagai berikut:
v
Surah An-Naba, dengan
lafal:
v عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ (١) عَنِ ٱلنَّبَإِ ٱلۡعَظِيمِ (٢)
v
Artinya: “Tentang
apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar.”
v
Surah Ad-Dahru
v
Surah Al-Ghasyiyah
v
Surah Al-Ma’un.
b.
Pertanyaan negatif, yaitu bentuk pertanyaan yang dalam kalimat yang
negatif, yang tidak positif, yang dipakai dalam pembukaan dua surah sebagai
berikut:
v
Surah Al-Insyirah,
dengan lafal:
v أَلَمۡ نَشۡرَحۡ لَكَ صَدۡرَكَ
v
Artinya: “Bukanlah Kami
telah melapangkan untukmu dadamu.”
v
Surah Al-Fiil
9.
Pembukaan dengan do’a (Al-Istiftaahu bid Du’aai)
Do’a atau harapan maupun permohonan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3
surah-surah Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai berikut:
a. Do’a atau harapan yang berbentuk kata benda (Ad-Du’aaul Ismiyyu) yang untuk
membuka dua surah sebagai berikut:
v
Surah Al-Muthaffifin,
dengan lafal:
v وَيۡلٌ۬ لِّلۡمُطَفِّفِينَ
v
Artinya: “Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang.”
v
Surah Al-Humazah
b. Do’a atau harapan yang berbentuk kata kerja (Ad-Du’aaul Fi’liyyu) yang
dipakai membuka satu surah saja, yaitu:
v
Surah Al-Lahab, dengan
lafal:
v تَبَّتۡ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ۬ وَتَبَّ
Artinya: “Binasalah
tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.”
10. Pembukaan dengan alasan (Al-Istiftaahu
bit-Ta’lili)
Macam pembukaan surah Al-Qur’an yang terakhir ialah pembukaan dengan
memberi alasan, seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy, dengan
lafal:
لِإِيلَـٰفِ قُرَيۡشٍ
Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy”
Hikmah dari pembukaan ini, juga sama seperti tiga pembukaan yang sebelumnya.
B.II Bentuk Khawatimus Suwar
(Akhiran dalan Surah-surah)
Sebagaimana pembuka surat,penutup
surat pun meiliki keindahan tertentu .Alasannya , penutup surat merupakan akhir
kesan yang di dengar dari surat yang bersangkutan. Oleh karena itu, penutup
surat memuat kandungan yang sarat-sarat akan makna. Menurut istilah
khawatimaswar adalah ungkapan yang menjadi penutup dari surat- surat Al- Qur’an[3].
Bentuk- bentuk Khawatimusuwar, ada 18 macam yaitu:
a.Penutup dengan mengagungkan allah (at ta’dzim)
v
contoh : Q.S Al-
Maidah, Al – anfal, Al- anbiya, An –nur , dll
b.Penutup dengan
anjuran ibadah dan Tasbih,
v
contoh:QS.Al-a’raf,Huud,al
hijr,dll
c.Penutup dengan pujian
v
contoh:QS.Al-isra’,an
naml,Yaasiin,dll
d.Penutup dengan do’a
v
contoh:QS.Al-Mu’minuun
& Al-baqarah
e.Penutup dengan wasiat
v
contoh:QS.ar ruum,al
‘ala,al fajr,dll
f.Penutup dengan masalah dan taqwa
v
contoh:QS.ali imran,an
nahl,al qamar
g.Penutup dengan kewarisan
v
contoh:QS.An nisa
h.Penutup dengan janji dan ancaman
v
contoh:QS.Al
muzammil,al humazah
i.Penutup dengan hiburan bagi Nabi saw
v
contoh:QS.Alkautsar&Al
kaafiruun,dll
j.Penutup dengan sifat-sifat al-qur’an
v
Contoh:QS.Yusuf,Shaad,Al-Qolam
k.Penutup dengan bantahan(al jadl)
v
contoh: ar ra’d
l.Pentup dengan tauhid
v
contoh:QS.at
taubah,ibrahim,al kahfi,al qashash
m.Penutup dengan kisah
v
contoh:QS.Maryam,at
tahrim,’abasaa ,al fiil
n.Peutup dengan anjuran jihad
v
contoh:QS.Al hajj
o.Penutup dengan perincian maksud
v
contoh:QS.Alfatihah,at
takwir,as- syuura
p.Penutupan dengan pertanyaan
v
contoh:QS.AL mulk,al mursalaat
C.Hikmah tersurat dari Ilmu
Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha dalam memperkaya Khazanah keislamaan
Kemunculan
Al-Qur’an sebagai wahyu dan pedoman umat manusia terutama umat islam menjadikan
angin segar terutama di jaman jahiliyyah pada saat itu.Di era modern seperti
saat ini,umat islam modern dihauskan akan khazanah keislaman,terutama dari
sumber kebenara muthlaq Al-Qur’an.As Sayid Rasyid Ridla, penyusun tafsir al
manaar,memandang jauh dari kebenaran apa yang dikemukakan oleh Al Khuwaiby
ini.Beliau mengatakan,bahwasannya Nabi dalam keadaan sadar dan siap menanti
kedatangan wahyu yaitu al-qur’an[4].Kemunculan
Ilmu Fawatihus Suwar Wa Khawatimuha yang merupakan perkembangan dari
ulumulqur’an dapat dijadikan himbauan tersurat dalam al-qur’an yang mengandung
banyak makna.Terkadang kita menganalisis surah-surah al-qur’an hanya dari segi
judul,dan isi makna dominan,tanpa melihat makna tersirat dari awal dan akhir
ayat dalam surah tersebut.Misalkan
1.Adapun hikmah atau
rahasia dari pembukaan surah-surah Al-Qur’an memakai nida’ (panggilan) ini
ialah untuk memberi perhatian/ peringatan, baik kepada Nabi Muhammad SAW atau
umat beliau, dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut
kehidupan di dunia ini.
2. Hikmah dari pembukaan surah-surah dalam
Al-Qur’an dalam memakai amar/ perintah ialah untuk memberikan perhatian,
peringtan dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai pranata kehidupan dan
peribadatan, agar umat manusia dapat selamat dan berbahagia di dunia dan di
akhirat kelak.
3. Hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini
ialah untuk memperingatkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam agar memperhatikan
firman-firman Allah yang disebutkan sesudah pembukaan itu, serta mengamalkan
dan menjadikannya sebagai pedoman.
4. Hikmah atau rahasia Allah SWT membuka beberapa
surah dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah itu sebagai berikut:
a.
Agar manusia meneladani sikap bertanggung jawab,
bahwa kalau bicara harus benar dan jujur, dan bila perlu berani angkat sumpah
untuk memperkuat ucapannya.
b.
Agar dalam bersumpah bagi manusia harus memakai
nama Alah.
5. Hikmah pembukaan
surah-surah Al-Qur’an dengan pertanyaan-pertanyaan ini juga untuk memberikan
peringatan, perhatian dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah
kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di akhirat.
6. Hikmah pembukaan
dengan do’a/ harapan ini juga sama, yakni untuk memberi perhatian, peringatan
dan petunjuk kepada semua umat manusia.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang
dapat kami ambil dari makalah ini adalah Pembuka-pembuka surah karena posisinya
di awal dalam al-qur’an,dibuka dengan 10 macam pembukaan dan tidak ada satu
surahpunyang keluar dari 10 macam tersebut.Para ‘ulama berpendapat bahwa
huruf-huruf Fawatihus as-suwar itu secara umum telah sedemikian azalli ,maka
banyak ‘ulama yang tidak berani menafsirkannya dan tidak berani mengeluarkan
pendapat yang tegas terhadap makna huruf-huruf tersebut.Adapun Urgensi
mempelajari Ilmu tersebut secara pokok adalah supaya bertambah keimanan kita
dan keyakinan kita terhadap kebenaran ayat-ayat Allah swt dan menjadi pedoman
kita dalamkehidupan.Kesimpulan dapat dikerucutkan sebagai berikut:
1.
Ilmu
Ilmu Fawatihus Shuwar Wakhawatimuha merupakan perkembangan dari Ulumul Qur’an.
2.
Ilmu
Fawatihus Shuwar Wakhawatimuha adalah ilmu yang mengkaji pembukaan dan akhiran
berupa kata,huruf,atau kalimat dalam Al-Qur’an dengan memperhatikan kaidah
tekstual dan kaidah kontekstual.
3.
Bentuk-bentuk Fawatihus
Suwar ada 10 macam,berdasarkan kandungan dan maknanya
4.
.Bentuk-bentuk
Khawatimus suwar ada 18 macam.
DAFTAR PUSTAKA
Syadali,Ahmad.1997.Ulumul qur’an:untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK,cet.I.Bandung:CV.PUSTAKA SETIA
Ash-Shiddieqy,TM Hasbi.2002.Ilmu-ilmu Al-Qur’an”ilmu-ilmu pokok dalam
menafsirkan Al-Qur’an”.Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra
Anwar,Rosihon.2013.Ulum
Al-Qur’an”untuk UIN,STAIN,dan PTAIS disusun berdasarkan kurikulum terbaru
nasional perguruan tinggi agama islam”,cet,IV.Bandung:Pustaka Setia
[1] Ahmad Syadali,1997,Ulumul qur’an:untuk Fakultas Tarbiyah Komponen
MKDK,(Bandung:CV.PUSTAKA SETIA),cet.I,hlm.185.
[2] Ahsin W.Al-Hafidz,Kamus IlmuAl-Qur’an,(Jawa
Tengah:Amzah),cet.I,hlm76.
[3] Lihat As Suyuthi dalam Al Itqon fi ulumil qur’an(Beirut:Darul
fikr,t.t.),juz 2 hlm.107
[4] Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,2002,Ilmu-ilmu Al-Qur’an,(Semarang:PT.PUSTAKA
RISKI PUTRA),hlm.134
0 komentar:
Posting Komentar