Rabu, 06 Januari 2016

BERJUANGLAH



BERJUANGLAH

Berjuanglah PMII berjuang
Marilah kita bina persatuan
Hancur leburkanlah angkara murka
Perkokohlah barisan kita…. Siap!
Sinar api islam kini menyala
Tekad bulad jihad kita membara
Berjuanglah PMII berjuang
Menegakkan kalimat Tuhan

Berjuanglah PMII berjuang
Menegakkan kalimat Tuhan…

HYMNE PMII




HYMNE PMII
Bersemilah Bersemilah
Tunas PMII
Tumbuh subur tumbuh subur
Kader PMII
Masa depan ditanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah bersemilah
Kau harapan bangsa

MARS PMII




 MARS PMII
Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju ke muka

Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama
Bangsa yang jaya islam yang benar
Bangun tersentak dari bumiku subur
Choorus:

Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti ku berikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
Inilah kami wahai Indonesia
Satu angkatan dan satu jiwa
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju ke muka

dangkal




Semua tentang perut
Suburkanlah perutmu niscaya engkau akan bersyukur
Jangan pikirkan dunia ini terlalu dalam
Kedalaman adalah kegelapan
Sendiri di antara beribu kebahagian
Terasa mati
Dangkal adalah pangkal kebahagiaan
Jika kedangkalanmu tidak membawa kebahagiaan
Pasti ada yang salah dalam engkau bernafas
Titik kebahagiaan adalah kedangkalan
Tertawalah dalam kedangkalan
Biarkan cahaya mentari menenggelamkan sekujur tubuhmu
Biarkan udara menghanyutkan membawa semilir sabda ringan
Biarkan semua mencari kedalaman
Sibuk dalam kesendirian
Terlena dalam bayangan kedalaman yang nyatanya tiada
Tiada yang lebih dalam
Tiada yang lebih bermakna
Kecuali kita berkaca dan kita tau diri kita
Percayalah
Kejar dirimu sendiri
Bahagiakan dirimu dulu
Tularkan kebahagiaanmu
Hingga ahir hayatmu
3,1,2016

sempat putus asa

                Sebenarnya rasa ini sudah pernah terjadi berulang kali, saat dimana aku kelaparan, sakit hati, tak puny aide, berontak, tak punya semangat. Semua yang ada di hadapan terlihat suram. “Dunia memang kejam” kata yang pantas aku ucapkan.
                Pagi, siang, sore, malam, pagi lagi, siang lagi, sore lagi aku terpaksa merobohkan tiang yang aku bangun untuk masa depan jangka pendek. Aku runtuhkan, aku cabik-cabik semangat itu untuk bertahan diri saat ini. Ini memang saat yang terpaksa, dimana sudah lebih dari satu hari aku terpuruk di kamar kos. Hanya tidur, facebookan dan meratapi nasib.
                Aku seperti hewan yang tak berakal, meskipun itu hanya kiasan tapi memang segala pemikiranku belum terealisasikan. Ah, mungkin kemalasanlah yang membuatku begini. Mungkin jika ada orang yang membaca tulisan ku ini tak akan faham sepenuhnya. Hanya aku dan tuhan yang merasakan.
                Aku di hadapkan dua pilihan, kerja atau kuliyah. Saat ini yang aku hadapi yaitu kuliyah, tapi aku sering bolos dan tidak mengerjakan tugas lantaran kemalasanku dan seringnya aku tak dapat bertahan hidup dengan tenang.
                Kenapa aku gak bisa hidup dengan tenang? Salah satunya memang soal ekonomi. Seringnya aku tak bisa makan dengan teratur menjadikan aku gugup dalam mengatasi setiap masalah. Sering menggampangkan  sesuatu juga menjadi factor penentu terpuruknya aku sat ini.
                Sulit memang meilih menyelesaikan kuliyah dulu baru kerja, atau kerja dulu lalu meneruskan kuliyah. Kalu memilih kuliyah dulu, maka akibatnya akan montang-manting tak karuan seperti yang aku hadapi ini. Semua bisa di bilang kacau balau. Tapi kalau kerja dulu, takutnya kebablasan tidak mengurusi kuliyah.
                Kerja memang yang paling aku butuhkan saat ini, banyak hutangku yang belum bisa ku bayar. Tapi kerja sambil kuliyah aku belum menemukan. Disini menjadi bingung mau ngapain.  Ada hasrat untuk kerja agar bisa membayar hutangku yang lebih dari jatuh tempo.